
Bantul (27/1) – Remaja putri merupakan calon ibu yang akan memiliki peran penting dalam keluarga. Seorang ibu tidak hanya menjadi penjaga keharmonisan rumah tangga, tetapi juga pendidik utama bagi anak-anaknya. Dalam perannya, ibu menjadi fondasi awal pembentukan karakter dan moral seorang anak. Oleh karena itu, mempersiapkan remaja putri dengan bekal ilmu agama dan tanggung jawab menjadi langkah penting dalam membentuk keluarga yang harmonis dan berlandaskan nilai-nilai Islam.
Menanggapi hal tersebut, Pengurus DPD LDII Bantul, Yogyakarta memberi pembekalan agama kepada ibu-ibu dan remaja putrinya. Acara tersebut berlangsung di tiga tempat yang berbeda, salah satunya bertempat di Masjid Sunten Permai, Banguntapan, Bantul, dan diikuti oleh 350 peserta yang terdiri dari ibu-ibu dan remaja putri se-Kapanewon Banguntapan dan Kemantren Kotagede pada Minggu (26/1).
Dalam acara tersebut, guru putri Ponpes Al Khasun Kediri, Hj. Luluk Imtihana menyampaikan materi yang menitikberatkan pada pentingnya meningkatkan ilmu agama sebagai fondasi hidup. Ia juga menyoroti cara menjaga keharmonisan rumah tangga, baik untuk ibu-ibu yang telah memiliki suami maupun remaja putri yang kelak akan menjadi istri. “Seorang istri harus menjadi pribadi yang enak dipandang mata oleh suami,” ujar Ustadzah Luluk. Selain itu, peserta diajak untuk senantiasa berbakti kepada orangtua dan memilih lingkungan pergaulan yang baik.

Senada dengan Ustadzah Luluk, guru putri Ponpes Gadingmangu Jombang, Hj. Nur Falah Azizah atau Mama Zizah sapaan akrabnya, membahas lebih spesifik tentang peran ibu-ibu dan remaja putri dalam keluarga. Ia mengingatkan para ibu untuk mendidik anak sesuai dengan syariat agama. Sementara itu, remaja putri didorong untuk mempersiapkan bekal sejak dini, agar kelak mampu mendidik anak sesuai dengan tuntunan agama.
“Mendidik anak memang tidak mudah, maka sedini mungkin ibu-ibu supaya bisa menjadi role model untuk anak-anaknya. Sementara remaja putri yang sudah usia mandiri, belajarlah sebanyak-banyaknya supaya tahu kewajiban ibu dalam mengajari anaknya,” tegas Mama Zizah.
Menutup pembekalan, Ustadzah Luluk menekankan pentingnya membawa segala sesuatu dalam doa, terutama peran doa orangtua kepada anaknya. ”Dalam budaya Jawa, orangtua memiliki kewajiban untuk tutur, wuwur, dan sembur. Tutur artinya dinasihati dan diarahkan, wuwur diberi kecukupan seperti sandang, pangan, papan, dan terakhir sembur adalah doa orangtua kepada anaknya,“ pungkas Ustadzah Luluk.

Dengan adanya pengajian ini, diharapkan peserta tidak hanya mendapatkan tambahan ilmu, tetapi juga mampu mengimplementasikannya dalam kehidupan keluarga mereka, menjaga keharmonisan rumah tangga, serta mendidik anak-anak dengan baik sesuai syariat agama.