Bantul (17/9) – Santri Pondok Pesantren Al-Barokah Bantul bersama ratusan pemuda LDII Bantul ikuti gerakan Sedekah Sampah Akbar serentak se-DIY yang digerakkan Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) DIY pada Minggu (17/9/2023) pagi.
Turut hadir dalam kegiatan tersebut Ketua DPW LDII DIY, Ir. Atus Syahbudin, S.Hut., M.Agr., Ph.D., IPU., perwakilan Wanhat DPD LDII Bantul, Lurah Desa Murtigading, Drs. Bambang Triyanto, S.Pd., M.Pd., pimpinan Ponpes Al-Barokah, pengurus Pimpinan Cabang (PC) LDII Kapanewon Sanden, dan pengurus Pimpinan Anak Cabang (PAC) LDII se-Kapanewon Sanden.
Atus mengatakan bahwa gerakan Sedekah Sampah Akbar ini bertujuan untuk menggerakkan masyarakat terutama pemuda agar mau memilah sampah dan menanamkan karakter peduli lingkungan. Dengan mengusung konsep dari sampah jadi jariah, hasil penjualan sampah yang bernilai ekonomis akan diberikan kepada pihak Pondok Pesantren Al-Barokah.
“Karena Jogja sedang darurat sampah, diharapkan setiap individu tidak mengeluarkan sampah. Jika terpaksa mengeluarkan sampah, supaya memilah dan dikelola,” jelas Atus dalam sambutannya.
Gerakan Sedekah Sampah Akbar ini sejalan dengan program darurat sampah dari Pemerintah Kabupaten Bantul. “Gerakan ini sangat sejalan dengan Peraturan Bupati Bantul Nomor 66 Tahun 2022 tentang Rencana Aksi Daerah Bantul Bersih Sampah Tahun 2025,” ujar Bambang dalam sesi wawancara.
Gerakan ini merupakan upaya pembiasaan pengumpulan serta pemilahan sampah sehingga mengurangi pembuangan sampah ke TPA. Semenjak TPA Piyungan ditutup, Pemerintah Daerah Bantul sudah menyiapkan strategi berupa mengoptimalkan pengelolaan sampah di tingkat kalurahan.
“Waktu TPA Piyungan ditutup, masalah sampah harus selesai di rumah tangga masing-masing dengan pilah sampah. Di Murtigading sendiri dari dulu sudah ada Badan Usaha Milik Kalurahan atau Bumka yang memilah dan membeli sampah bernilai ekonomis,” lanjutnya.
Bambang mengapresiasi gerakan Sedekah Sampah Akbar ini dan mengharapkan keberlanjutan program tersebut. “Tentang sedekah sampah, saya menyambut baik, semoga terus berlanjut,” pungkasnya.
Sinergi lewat pendekatan keagamaan dan berbasis masjid seperti ini merupakan salah satu upaya penanganan sampah yang ingin dirintis oleh DPW LDII DIY.
“Di kota ada bank sampah berbasis RW, di Bantul ada rumah sampah berbasis kalurahan. Maka kami menginisiasi ke pemerintah dengan program pemilahan dan pengelolaan sampah berbasis masjid,” ujar Atus.
Peserta pun mengikuti kegiatan dengan antusias. Terlihat sejak pukul setengah delapan pagi, para peserta mulai berkumpul membawa banyak kantong sampah dari rumah masing-masing. Pukul setengah sepuluh, kegiatan pengajian dimulai setelah pengumpulan sampah selesai.
Gerakan ini dilaksanakan serentak di lebih dari 200 titik di DIY. Nantinya jumlah sampah dan penjualan yang terkumpul akan diakumulasi satu provinsi. Di titik Ponpes Al-Barokah sendiri berhasil mengumpulkan 81,5 kg sampah plastik, 1 kg botol oli bekas, 16,5 kg sampah logam, 5 kg kaleng besi, 58 kg kardus bekas, 56 kg sampah kertas, dan 5 bungkus kantong semen bekas.