Bantul (3/1) – Ada banyak cara untuk mengisi waktu malam akhir tahun 2022. Terlebih, kondisi yang makin membaik setelah dua tahun pandemi, dunia mulai meriah lagi.
Generasi muda seringkali melewati malam tahun baru dengan berkumpul dengan teman dekat dan makan sambil bebakaran. Ada juga yang pergi liburan ke tempat rekreasi, jalan-jalan di pusat kota untuk menikmati suasana dan melihat pesta kembang api.
PAC LDII Ngestiharjo mengisi malam akhir tahun 2022 dengan keakraban generus remaja SMP hingga pra-nikah dalam acara Malam Keakraban Generus Al-Mustakim (MAGMA), Sabtu (31/12/2022). Acara ini bertujuan untuk mewadahi remaja agar melewati malam pergantian tahun dengan aktivitas yang positif dan bermanfaat.
Dalam acara tersebut, peserta diberi pemahaman tentang sadar hukum di dalam kehidupan bermasyarakat dan pembinaan agama. Kegiatan ini berlangsung hingga esok hari, Minggu (1/1/2023).
Acara diawali dengan shalat maghrib berjamaah di Masjid Al-Mustakim, dilanjutkan mendengarkan ceramah singkat, kemudian peserta menikmati santap malam bersama-sama di pendopo Ngestiharjo. Usai shalat Isya, acara dibuka secara seremonial dengan menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya dan sambutan oleh Ketua PAC LDII Ngestiharjo, Miftahudianto.
Dalam sambutannya, Anto panggilan akrabnya mengajak generus untuk merefleksikan pergantian tahun menurut hadits Muslim. “Malam ini, kami bukan semata-mata untuk merayakan tahun baru, akan tetapi berupaya untuk membentengi diri dari pengaruh-pengaruh (buruk) di luar sana dengan mengingat hadits tentang pergantian tahun yang diriwayatkan dalam Hadist Muslim, tidaklah datang suatu zaman kecuali zaman berikutnya itu lebih buruk dari sebelumnya,” papar Anto.
Anto menambahkan, bahwa akan terjadi kemerosotan moral pada tiap masa yang akan datang. Maka hal ini harus dihindari dengan menerampilkan tri sukses dan enam thobiat luhur. “Tri sukses yaitu, menciptakan generus yang alim-faqih, berakhlakul karimah dan mandiri serta memiliki enam thobiat luhur yaitu, jujur, amanah, mujhid-muzhid, rukun, kompak, dan kerja sama yang baik,” papar Anto.
Turut hadir Lurah Desa Ngestiharjo, Fathoni Aribowo untuk memberikan pengarahan tentang kenakalan remaja. Fathoni mengapresisasi ide kegiatan posistif di malam tahun baru seperti ini.
“Apresiasi luar biasa, ini suatu terobosan bagi kami untuk menjalin kerja sama dalam hal pembinaan karakter melalui enam thobiat luhur,” ungkap Fathoni. Fathoni juga berharap acara ini dapat menjadi pijakan kecil untuk langkah yang besar di waktu yang akan datang.
Fathoni menambahkan bahwa Ngestiharjo terletak di pinggiran desa dan kota yang banyak sekali pengaruhnya. Maka remaja harus memiliki kesadaran belajar yang tinggi sehingga bisa menghadapi masa depan dan tidak terpuruk karena memiliki banyak pengalaman. “Mumpung (selagi) masih muda waktunya berkarya sebanyak-banyaknya, karena (kalau) panjenengan sudah tua tidak banyak pengalamnya eman-eman (sayang) waktunya,” tandasnya.
Dalam kesempatan ini juga hadir Babinkamtibmas Desa Ngestiharjo Bpripka Budi Sunarya, S.H., Babinsa Sertu Diyono, Kepala Dukuh Padukuhan Sangrahan Rahmat, serta Ketua RT 8 Hastha Chedra Paripi.
Kegiatan MAGMA tahun ini mengangkat tema “Mewujudkan Generasi Sadar Hukum melalui Tri Sukses dan Enam Thobiat Luhur”. Acara dikemas dalam bentuk kreativitas dan keakraban. Peserta pun terlibat aktif dalam pembuatan video kreativitas untuk ditonton bersama pada saat kegiatan. Peserta juga mengikuti permainan hiburan dan jalan-jalan pagi di sekitar Desa Ngestiharjo.