Bantul (21/11) – Pembukaan Silaturahim Pembina Nasional (SILBINAS) 2019 dilaksanakan pada tanggal 21 November 2019 di Bumi Perkemahan Dewa Ruci, Dusun Wonoroto, Desa Gadingsari, Kecamatan Sanden, kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta ini dihadiri oleh GKR Mangkubumi selaku kwarda di Yogyakarta, Waka Kwarnas Kingkin Suroso, Ketua Umum DPP LDII Abdullah Syam, Mabisakonas SPN Prasetyo Sunaryo dan perwakilan dari masing-masing Mabinas dan mabida yang ada diseluruh Indonesia. Sebanyak 1014 peserta mengikuti perhelatan yang bertemakan “Pembina Profesional Menuju Generasi Alim-Faqih berakhlakul Karimah dan Mandiri” ini.
Para Pembina Sako SPN yang luar biasa, pendampingan buat generasi muda sangat penting, pembinaan karakter diri dan pendalaman dasa darma untuk majunya Indonesia” itulah pesan dan kesan yang dituliskan GKR Mangkubumi untuk Sako SPN dalam pembukaan kegiatan SILBINAS. Pesan dan kesan ini sebagai kenangan untuk para peserta dalam kegiatan Silbinas dan motivasi dalam pembinaan karakter peserta didik.
Kegiatan yang dilaksanakan selama 5 hari ini dibuka oleh Kingkin Suroso selaku Waka Kwarnas bidang Satuan karya, Satuan komunitas dan Gugus Darma yang mewakili Ketua Kwarnas Budi Waseso. Dalam pidatonya beliau mengatakan bahwa pramuka itu bersifat universal, pramuka dikembangkan kembali dengan mendidik kaum muda yang berkarakter agar kaum muda lebih baik menyongsong masa depan dan diharapkan peranan tersebut dapat ditingkatkan dan menjadi garda depan dalam menghadapi teknologi maju maka dalam hal ini para Pembina dituntut peran dan dedikasinya sehingga diharapkan dapat menjadi kader kader muda yang nantinya dapat menghasilkan peserta didik yang mandiri juga siap menghadapi teknologi 4.0 dan menjadi pramuka yang sesungguhnya.
Pembukaan dimeriahkan dengan beberapa penampilan ASAD juga Flash Mop dan kegiatan sosial yang dapat meningkatkan rasa peduli kita terhadap lingkungan dan masyarakat mulai dari penanaman 250 tanaman yang kemudian ditutup oleh GKR Mangkubumi, pembersihan bibir pantai sampai dengan pemberian sembako dari hasil penjualan baju barokah sehingga tujuan untuk membina dan meningkatkan kemampuan, pengetahuan, pengalaman, keterampilan, serta menambah dan mempererat hubungan kekeluargaan dan persaudaraan bagi para Pembina pramuka Sako SPN dapat tercapai.
Revolusi Industri 4.0 telah menjadi tantangan para generasi muda yang semakin tinggi karena dalam 4-5 tahun kedepan akan menghapus 35% jenis pekerjaan dan bahkan pada 40 tahun yang akan datang jenis pekerjaan yang akan hilang akan mencapai 75% hal ini disebabkan pekerjaan yang diperankan oleh manusia setahap demi setahap akan digantikan dengan teknologi digitalisasi program dampaknya proses produksi akan lebih cepat dikerjakan dan lebih mudah didistribusikan secara massif dengan keterlibatan manusia yang minim.
Menurut pemaparan Tri Mulyono selaku staf ahli Gubernur Bidang Sosial dan Kemasyarakatan yang mewakili Sultan Hamengku Buwono X dibutuhkan literasi data untuk semua orang untuk meningkatkan kemampuan mengolah data dan informasi dan literasi manusia yang berupa softskill atau pengembangan individu yang dianggap mampu beradaptasi dengan industri 4.0 tersebut.
Beliau juga berpesan diharapkan untuk seluruh Pembina Sako SPN untuk mau dan selalu belajar menguasai teknologi dan informasi untuk mengurangi ketertinggalan serta survive di teknologi 4.0 ini jika tidak kita akan jauh tertinggal.
Sejalan dengan penuturan dari Edwin Sumiroza dalam laporannya yang mengharapkan peserta di kegitan ini untuk siap melaksanakan platform digital yang dapat mempermudah pengajaran dalam era industri 4.0 yang dengan mudah di akses oleh seluruh Pembina di Indonesia dan tercapainya program kegiatan pramuka yang dapat memajukan generasi penerus bangsa.